MINGGU IV SESUDAH
PENTAKOSTA
SENIN, 13 JUNI 2016
RENUNGAN MALAM
¯KJ. 388 : 1 – Berdoa
TUHAN YANG PELIHARA
Kejadian 7 : 10 – 24
...lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh (ay.16b)
Nuh pasti
bisa bermasalah; paling tidak dengan binatang-binatang yang masuk dalam bahtera
untuk ikut diselamatkan. Sebab binatang buaspun ikut dalam bahtera. Lalu
bagaimana Nuh tahu pasti bahwa bahtera itu akan aman? Paling tidak ada tiga
hal: Pertama Tuhan yang menyuruh Nuh membangun bahtera; Kedua Tuhan yang
menentukan isi bahtera itu; Dan ketiga Tuhan menutup pintu bahtera itu sendiri.
Bukan Nuh. Dengan cara ini mau dikatakan bahwa tidak akan ada gangguan apapun
dari luar yang bisa mengganggu Nuh dalam bahtera itu.
Bahtera digunakan sebagai simbol Gereja yang berjuang
melewati badai zaman. Bahwa Gereja itu berisikan warga yang tidak suci, tetapi
dipilih untuk diselamatkan. Bahtera juga digunakan sebagai simbol kehidupan;
baik keluarga maupun kehidupan pribadi. Semua kita harus berjuang menghadapi gelombang
pergumulan. Kita membawa syukur akan tetapi kita juga membawa keluhan dan bahwa
kepahitan dalam bahtera kehidupan. Tiap orang punya syukur dan kepedihan yang
berbeda.
Hari ini telah kita lalui sebagai rangkaian pengalaman
kehidupan. Ada yang membuat kita menngucap syukur, ada yang membuat kita
menyesal. Kita juga tidak bisa memastikan apakah seluruh perilaku kita hari ini
membuat sesama kita memuji Tuhan, ataukah mengadu kepada Tuhan. Ketika malam
menjadi bagian kita, Tuhan sendirilah yang menutup hari ini bagi kita. Maka
satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah datang kepada Tuhan. Mensyukuri
semua yang baik dan mohon ampun atas semua kesalahan dan kelemahan; baik yang
kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Supaya roh dan jiwa kita menjadi lega,
dan istirahat jasmani memberikan kekuatan baru untuk menghadapi hari esok
dengan segala tantangannya.
¯KJ. 388 : 2
GDoa : (Bapa, dalam perlindungan-Mu kami aman, dalam
rangkulan-Mu jiwa kami tenteram).
S.Th.K/ar