MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA
SENIN, 27 JUNI 2016
RENUNGAN PAGI
¯KJ. 258 : 1 – Berdoa
INDAHNYA CINTA
2 Korintus 7 : 2 - 7
...kamu telah beroleh tempat di hati kami, sehingga kita sehidup sematmi (ay.3)
Bukit 'kan ku daki, laut pun ku seberangi agar dapat lupakan dirimu namun apa daya aku manusia gagal menghapus kenangan lama... sepenggal tembang lawas yang pernah dipopulerkan oleh Hetty Koes Endang ini membangkitkan suasana romantis karena mengingatkan kita tentang suka duka mencinta. Ya, mencintai tentu butuh pengorbanan dan kadang kita harus kenyang mencicipi luka. Namun, tak bosan-bosannya setiap manusia mengungkapkan cinta. Nampaknya hal ini yang dirasakan oleh Paulus saat menggoreskan penanya kepada jemaat di Korintus. Sekalipun awalnya banyak jemaat Korintus yang menentang wewenang dan nasihat yang diberikan, Paulus tetap mengalirkan cinta kasih bagi mereka. Sekalipun jemaat Korintus seringkali bercabang hati dalam menjalankan Firman Tuhan karena banyaknya rasul-rasul palsu yang mempengaruhi mereka, Paulus tetap setia dan tidak putus asa untuk melayani jemaat Korintus. Cinta kasih sehidup semati memantapkan Paulus untuk tetap bertahan (ay.3). Memang Paulus harus menuai derita dan luka, tapi sukacitanya tetap melimpah (ay.4 dan 5).
Mengapa Paulus bisa sedemikian tangguhnya? Apakah karena Paulus manusia super yang mampu meluluhlantakkan setiap derita? Ternyata tidak, Paulus sama dengan kita, ia juga manusia yang bisa meneguk duka dan nestapa. Sumber sukacita Paulus berasal dari cinta kasih Tuhan yang terus menghangatkan hatinya melalui penghiburan yang tak berkesudahan (ay.6). Saat relasi yang kuat semakin susah didapat dan konflik bertaburan di mana-mana, perikop saat ini memberikan kekuatan. Kehadiran Tuhan menjadi perekat kuat. Jadi, carilah Tuhan tanpa henti karena Ia pun tanpa henti selalu menyertai hidup kita. Warga GPIB boleh saja kecewa dan terluka karena persoalan dalam jemaat... presbiter GPIB mungkin bisa berdebat dalam rapat... tapi bukan berarti kita langsung pindah gereja bukan? Sabar dulu, tariklah nafas panjang... tenang dulu! Carilah tempat yang tepat untuk memejamkan mata... berdoalah pada Tuhan... minta kekuatan, minta kesabaran, minta penghiburan... niscaya cinta kasih tetap membuat hati jemaat lekat dan menjadi saluran berkat.
Mengapa Paulus bisa sedemikian tangguhnya? Apakah karena Paulus manusia super yang mampu meluluhlantakkan setiap derita? Ternyata tidak, Paulus sama dengan kita, ia juga manusia yang bisa meneguk duka dan nestapa. Sumber sukacita Paulus berasal dari cinta kasih Tuhan yang terus menghangatkan hatinya melalui penghiburan yang tak berkesudahan (ay.6). Saat relasi yang kuat semakin susah didapat dan konflik bertaburan di mana-mana, perikop saat ini memberikan kekuatan. Kehadiran Tuhan menjadi perekat kuat. Jadi, carilah Tuhan tanpa henti karena Ia pun tanpa henti selalu menyertai hidup kita. Warga GPIB boleh saja kecewa dan terluka karena persoalan dalam jemaat... presbiter GPIB mungkin bisa berdebat dalam rapat... tapi bukan berarti kita langsung pindah gereja bukan? Sabar dulu, tariklah nafas panjang... tenang dulu! Carilah tempat yang tepat untuk memejamkan mata... berdoalah pada Tuhan... minta kekuatan, minta kesabaran, minta penghiburan... niscaya cinta kasih tetap membuat hati jemaat lekat dan menjadi saluran berkat.
¯KJ. 258 : 2
GDoa : (Ya Tuhan, bentuklah kami seturut kehendak-Mu sehingga kami dapat terus memuliakan nama-Mu melalui cinta kasih yang sejati).
J.P.W/lph