MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA
SELASA, 28 JUNI 2016
RENUNGAN MALAM
¯KJ. 433 : 1, 2 – Berdoa
INDAHNYA BERBAGI
2 Korintus 8 : 1 - 7
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan (ay.2)
Tiga orang pemuda asal Amerika bernama Sam Pepper, Logan dan Jake Paul tidak pernah menyangka bahwa video yang mereka buat mampu menyentuh hati dan menginspirasi jutaan pasang mata yang melihatnya. Dalam video tersebut terlihat seorang pemuda (Sam Pepper) berpura-pura menjadi gelandangan yang tidak mempunyai rumah. Pemuda tersebut merasa kelaparan dan ia pun masuk ke dalam sebuah restoran pizza untuk meminta sepotong pizza dari orang-orang yang makan di sana. Namun tak satupun orang yang memberikan makanan tersebut kepadanya. Di lain tempat, dua orang pemuda yang sedang berjalan (Logan dan Jack Paul) bertemu dengan seorang pria gelandangan yang hidup di jalanan. Mereka memberi pria gelandangan itu sebuah kota berisi satu loyang pizza. Sementara pria tersebut menikmati makanannya dan tersisa beberapa potong, Sam Pepper mendatanginya dan mengaku kelaparan serta sangat butuh untuk mengisi perutnya dengan makanan. Tanpa disangka, pria gelandangan tersebut mengizinkan Sam Pepper mengambil satu potong pizzanya.
Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa belum tentu orang yang berkekurangan tidak mau untuk berbagi dan memberi. Hal yang sama terlihat dalam perikop firman Tuhan yang kita renungkan hari ini. Jemaat-jemaat Makedonia adalah jemaat yang tidak hanya miskin melainkan SANGAT MISKIN, namun mereka KAYA dalam kemurahan (ay.2). Tidak hanya memberi menurut kemampuan, mereka juga memberi MELAMPAUI kemampuan. Jika demikian, tentu ada pengorbanan dari jemaat-jemaat Makedonia. Sungguh, teladan yang patut kita tiru. Saudaraku, sudahkah kita berbagi hari ini? Mungkin, tidak hanya materi, kita dapat berbagi kasih, perhatian, dan banyak hal yang bisa jadi lebih bernilai dari harta semata. Tidak usah menunggu saat berkelimpahan hebat untuk berbagi karena manusia biasanya tidak pernah merasa puas. Oleh karena itu, daripada kita diperbudak dengan perasaan tak pernah puas, mulailah untuk bersyukur dan berbagi. Apakah kita berkekurangan dalam kelimpahan atau berkelimpahan dalam kekurangan, tentu kita sendiri yang akan memilih dan memutuskan. Selamat memilih!
Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa belum tentu orang yang berkekurangan tidak mau untuk berbagi dan memberi. Hal yang sama terlihat dalam perikop firman Tuhan yang kita renungkan hari ini. Jemaat-jemaat Makedonia adalah jemaat yang tidak hanya miskin melainkan SANGAT MISKIN, namun mereka KAYA dalam kemurahan (ay.2). Tidak hanya memberi menurut kemampuan, mereka juga memberi MELAMPAUI kemampuan. Jika demikian, tentu ada pengorbanan dari jemaat-jemaat Makedonia. Sungguh, teladan yang patut kita tiru. Saudaraku, sudahkah kita berbagi hari ini? Mungkin, tidak hanya materi, kita dapat berbagi kasih, perhatian, dan banyak hal yang bisa jadi lebih bernilai dari harta semata. Tidak usah menunggu saat berkelimpahan hebat untuk berbagi karena manusia biasanya tidak pernah merasa puas. Oleh karena itu, daripada kita diperbudak dengan perasaan tak pernah puas, mulailah untuk bersyukur dan berbagi. Apakah kita berkekurangan dalam kelimpahan atau berkelimpahan dalam kekurangan, tentu kita sendiri yang akan memilih dan memutuskan. Selamat memilih!
¯KJ. 433 : 3
GDoa : (Ya Tuhan mampukanlah kami untuk memiliki kesediaan berbagi sebagai wujud syukur yang melimpah atas kasih-Mu).
J.P.W/lph