MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA
SABTU, 02 JULI 2016
RENUNGAN MALAM
RENUNGAN MALAM
¯KJ. 416: 1,2 – Berdoa
INDAHNYA BELAJAR
Ulangan 6 : 16 - 19
Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan, Allahmu yang diperintahkan-Nya kepadamu (ay.17)
Perikop Firman Tuhan yang kita renungkan saat ini adalah bagian dari keseluruhan pasal 6 dari kitab Ulangan. Konteks dari pasal 6 adalah pendidikan dalam agama Yahudi. Yang mengejutkan, pendidikan bagi bangsa Yahudi bukanlah suatu usaha sambilan. Robert Boehlke mengatakan bahwa bagi bangsa Yahudi, pendidikan tidak hanya dilaksanakan pada salah satu sudut kehidupan melainkan menjadi bagian inti dari kegiatan sehari-hari yang lazim dilakukan. Untuk memenuhi syarat pendidikan yang diharapkan itu, setiap orang wajib menjadi pelajar seumur hidup. Jadi, yang punya tugas untuk belajar tidak hanya pelajar di tingkat pendidikan formal tapi setiap orang yang sedan gmengambil bagian dalam proses kehidiupan. Ini berarti, setiap orang jangan pernah lelah untuk belajar, setiap saat dan setiap waktu. Sayangnya, banyak orang yang merasa diri paling benar, seolah-olah tidak akan pernah keliru.. banyak orang yang merasa paling hebat, seolah-olah tidak akan pernah gagal.. banyak orang yang merasa bahwa ia akan hidup terus dan tidak pernah mati. Karena itu ia melakukan apa saja sekehendak hatinya, tidak peduli orang lain menderita, tidak peduli orang lain terluka, bahkan mati sekali pun. Yang penting dirinya sendiri tetap jaya, tetap berkuasa, memiliki segala-galanya.
Firman Tuhan dalam ay. 16-19 mengingatkan kita untuk tetap berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan. Itu berarti kita diminta taat untuk terus belajar, belajar, dan belajar serta dengan rendah hati mengandalkan Tuhan di tengah keterbatasan kita sebagai manusia. Namun, keterbatasan bukan berarti tiada lagi pengharapan. Dalam kesadaran akan keterbatasan, Tuhan menolong untuk tetap memberikan pengharapan yang pasti akan masa depan. Kita tidak diajak untuk menjadi pesimis dengan masa kini karena justru dengan adanya kepastian di masa depan, kita diajak untuk menjalani hari-hari sekarang ini lebih bijak dan lebih baik lagi. Ada tekanan untuk menjalani hari ini seoptimal mungkin, tetapi tetap dalam pengharapan akan masa depan yang pasti bersama dengan Tuhan. Inilah pengharapan sejati yang dijanjikan Tuhan dalam kehidupan kita.
Firman Tuhan dalam ay. 16-19 mengingatkan kita untuk tetap berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan. Itu berarti kita diminta taat untuk terus belajar, belajar, dan belajar serta dengan rendah hati mengandalkan Tuhan di tengah keterbatasan kita sebagai manusia. Namun, keterbatasan bukan berarti tiada lagi pengharapan. Dalam kesadaran akan keterbatasan, Tuhan menolong untuk tetap memberikan pengharapan yang pasti akan masa depan. Kita tidak diajak untuk menjadi pesimis dengan masa kini karena justru dengan adanya kepastian di masa depan, kita diajak untuk menjalani hari-hari sekarang ini lebih bijak dan lebih baik lagi. Ada tekanan untuk menjalani hari ini seoptimal mungkin, tetapi tetap dalam pengharapan akan masa depan yang pasti bersama dengan Tuhan. Inilah pengharapan sejati yang dijanjikan Tuhan dalam kehidupan kita.
¯KJ. 416 : 3
GDoa : (Ya Tuhan Yesus, biarlah kami selalu memiliki kerinduan utnuk terus belajar dan menimba ilmu kehidupan yang Engkau anugerahkan).
J.P.W/lph