MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA
KAMIS, 07 JULI 2016
RENUNGAN PAGI
RENUNGAN PAGI
¯KJ. 438 : 1,2 – Berdoa
JANGAN TAKUT, TUHAN DI TENGAH KITA
Ulangan 7 : 17 - 22
Janganlah gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, ada ditengah-tengahmu, Allah yang besar dan dahsyat (ay.21)
Bagaimana perasaan kita dalam menghadapi beban hidup dan pergumulan berat? Banyak kasus, seseorang mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup menghadapi beban hidup; seperti beban ekonomi, penyakit atau pekerjaan. Mereka mengambil "jalan pintas" dengan mengakhiri hidup, karena merasakan keputusasaan tanpa harapan. Mereka tidak mampu menghadapi dan seakan tidak ada yang mampu menolong untuk mengatasi beban berat tersebut.
Beban yang dialami umat Allah dalam menghadapi situasi nyata memasuki tanah perjanjian dirasakan begitu berat. Daerah baru dan bangsa-bangsa asing di sekitar membuat mereka takut sehingga dirasa sulit untuk dihalau (ay.17). Namun beban kekuatiran ini dijawab dengan pengalaman langsung "...yang kau lihat dengan matamu sendiri..." bagaimana Tuhan mengatasi setiap beban yang dihadapi. Dan Tuhan juga akan bertindak dalam mengatasi segala bangsa yang engkau takuti (ay.17-18). Bahkan Tuhan akan melepaskan tabuhan (serangga menyengat, seperti tawon) untuk menghukum dan mengusir sejumlah suku dan bangsa di Kanaan. Dengan demikian umat Allah tidak perlu takut dan memerangi mereka lagi (lih.Kel.23:28-30) karena Allah berada di tengah-tengah umat. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk takut dan gemetar (ay. 21). Tidak perlu putus asa namun mesti memiliki pengharapan jaminan hidup karena Tuhan selalu berada di tengah-tengah mereka.
Dalam memulai seluruh aktivitas hari ini, mungkin ada rasa takut dan kuatir. Tidak berani untuk melangkah menghadapi tugas, pekerjaan, perkuliahan, melihat hasil pemeriksaan media, dsb., seakan-akan semuanya menjadi beban yang menakutkan. Firman Tuhan saat ini menguatkan kita bahwa Allah berada di tengah kita. Apapun beban yang kita hadapi yakinlah bahwa Tuhan hadir menolong dan menopang kita. Tuhan tidak akan membiarkan kita mengalami beban melebihi kemampuan diri kita. Tuhan pasti akan memampukan kita melewati hari ini dengan penuh sukacita. Oleh karena itu, apapun yang kita akan lakukan, syukurilah semuanya sebagai pengalaman hidup dan iman yang menguatkan karena Tuhan sendiri yang menolong. Tuhan memberkati.
Beban yang dialami umat Allah dalam menghadapi situasi nyata memasuki tanah perjanjian dirasakan begitu berat. Daerah baru dan bangsa-bangsa asing di sekitar membuat mereka takut sehingga dirasa sulit untuk dihalau (ay.17). Namun beban kekuatiran ini dijawab dengan pengalaman langsung "...yang kau lihat dengan matamu sendiri..." bagaimana Tuhan mengatasi setiap beban yang dihadapi. Dan Tuhan juga akan bertindak dalam mengatasi segala bangsa yang engkau takuti (ay.17-18). Bahkan Tuhan akan melepaskan tabuhan (serangga menyengat, seperti tawon) untuk menghukum dan mengusir sejumlah suku dan bangsa di Kanaan. Dengan demikian umat Allah tidak perlu takut dan memerangi mereka lagi (lih.Kel.23:28-30) karena Allah berada di tengah-tengah umat. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk takut dan gemetar (ay. 21). Tidak perlu putus asa namun mesti memiliki pengharapan jaminan hidup karena Tuhan selalu berada di tengah-tengah mereka.
Dalam memulai seluruh aktivitas hari ini, mungkin ada rasa takut dan kuatir. Tidak berani untuk melangkah menghadapi tugas, pekerjaan, perkuliahan, melihat hasil pemeriksaan media, dsb., seakan-akan semuanya menjadi beban yang menakutkan. Firman Tuhan saat ini menguatkan kita bahwa Allah berada di tengah kita. Apapun beban yang kita hadapi yakinlah bahwa Tuhan hadir menolong dan menopang kita. Tuhan tidak akan membiarkan kita mengalami beban melebihi kemampuan diri kita. Tuhan pasti akan memampukan kita melewati hari ini dengan penuh sukacita. Oleh karena itu, apapun yang kita akan lakukan, syukurilah semuanya sebagai pengalaman hidup dan iman yang menguatkan karena Tuhan sendiri yang menolong. Tuhan memberkati.
¯KJ. 438 : 4
GDoa : (Kristus, syukur kami atas topangan yang Engkau berikan).
L.P.H/af