Skip to main content

BACAAN SABDA BINA UMAT 15.07.2016 - RENUNGAN MALAM

MINGGU VIII SESUDAH PENTAKOSTA
JUMAT, 15 JULI 2016
RENUNGAN MALAM
¯KJ 330 : 1 – BERDOA
ZAMAN DULU YANG INDAH
Pengkhotbah 7 : 8 - 14
“Mengapa zaman dulu lebih baik daripada zaman sekarang?”… (ay.10)

Mengakhiri suatu pekerjaan lebih baik dari pada memulainya (ay.8), tiap pekerjaan memang harus diselesaikan. Namun, biasanya memulai segala sesuatu sering terasa amat sulit. Tentu! Sebab awalnya kita harus memiliki pengetahuan, kemudian apa yang mau dikerjakan dan apa langkah-langkahnya; sementara disiplin dan kesabaran sungguh diperlukan. Apakah kita bisa mengakhiri segala sesuatu dengan baik sesuai rencana dan target kita semula?

Kita mungkin kenal istilah yang sering diucapkan: “Zaman dulu yang indah.” Ingat dalil utama Pengkhotbah bahwa tak ada yang baru di bawah matahari. Bahwa zaman dulu lebih baik dari zaman sekarang, menurut Pengkhotbah tidak beralasan (Pkh. 3:1-8). Pengkhotbah berkata bahwa kita tidak boleh emmandang bahwa masa lalu itu lebih baik daripada masa sekarang, sebab itu sama saja dengan pemikiran yang tanpa memiliki hikmat (ay.10). Nampaknya berhikmat, tetapi amat mematikan kesempatan melakukan perbaikan atau pemulihan. Bukankah Allah telah melakukan intervensi dalam sejarah melalui para pembaharu atau reformator? Pandangan Qoheleth bahwa tak ada sesuatu yang baik yang dapat dihasilkan, semua sia-sia adalah dalil yang dapat dipatahkan, apabila Allahlah yang merupakan sumber hikmat pembaruan itu.

Apa yang telah ditentukan Allah tidak dapat diubah oleh manusia. Hari baik atau malang dikatakan dibuat Tuhan. Masa-masa malang, adakah itu kesalahan Allah? Bukankah kita harus berterima kasih kepada-Nya atas hal baik sesudah keluar masa-masa malang itu?

Ada masa untuk segala sesuatunya. Masa lalu, sudah berakhir, dan masa sekarang adalah yang harus kita jalani. Adalah baik untuk kita bekerja sebaik-baiknya di masa sekarang ini agar di masa depan kita boleh menuai hasil yang baik pula. Janganlah berpuas diri. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi Allah tetap campur tangan, dan hadir, sebab Ia-lah Pencipta kita.

¯KJ 330 : 7
FDOA : (Biarlah hikmat-Mu, ya Allah memelihara kehidupan kami).
P.K.G/asp



Popular posts from this blog

GB 69 ~KUMULAI DARI DIRI SENDIRI~

GB 69 ~KUMULAI DARI DIRI SENDIRI~ Bait 1 Kumulai dari diri sendiri untuk melakukan yang ter baik . Kumulai dari diri sendiri, hidup jujur dengan hikmat Tuhanku. Tekadku Tuhan: mengikut-Mu selama hidupku,  berpegang teguh kepada iman dan percayaku. Akan kumulai dari diriku melakukan sikap yang benar. Biarpun kecil dan sederhana, Tuhan dapat membuat jadi besar. Bait 2 Kumulai dari keluargaku menjadi pelaku firman-Mu. S'lalu mendengar tuntunan Tuhan, berserah pada rencana kasih-Mu. Kadang-kadang lain jawaban Tuhan atas doaku. Kupegang teguh, Tuhanku memberikan yang ter baik . Kumulai dari keluargaku, hidup memancarkan kasih-Mu. Walau 'ku lemah dan tidak layak, kua sa Tuhan menguatkan diriku.  

GB 40 ~KASIH DARI TUHANKU~

GB 40 ~KASIH DARI TUHANKU~ Bait 1 Kasih dari Tuhanku membuatku bertelut kurindukan kasih-Nya, kasih besar! Yesus jadi manu sia ; pikul dosa dunia; Sukacita nyatalah: Kasih besar! Refrein: Kasih besar! Kasih besar! Kasih Tuhanku a jaib dan besar: Kasih besar!    

GB 126 ~DAMAI SEJAHTERA~

GB 126 ~DAMAI SEJAHTERA~ Bait 1 Damai sejahtera dib'ri Tuhan padaku; sungguh kurasakan melimpah dihatiku Kepada sesama harus 'ku beri, biar semua orang rasakan damaiNya. Damai sejahtera dib'ri Tuhan padaku; sungguh kurasakan melimpah dihatiku 'Ku ingin bagikan damai yang kualami dihidupku, supaya bumi pun penuh dengan damaiNya. Bait 2 Damai sejahtera mu lai  dari diriku; damai di dunia itulah harapanku. Dengan Allah Bapa, mari satulah, kita membawa damai ke dalam dunia Damai sejahtera mu lai  dari diriku di tiap langkah, ikrarku tetap teguh Setiap hari hidupku s'lalu membawa damai kekal damai di dunia mu lai  dari diriku.