Bacaan: Yohanes 14 : 25 – 31
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu.” – Yohanes 14:27
Seorang
sahabat menceritakan
kepada saya bahwa selama bertahun-tahun ia mencari kedamaian dan kepuasan hati.
Ia dan suaminya membangun usaha yang sukses sehingga mampu membeli rumah besar,
pakaian mewah, dan perhiasan mahal. Namun, semua harta dan pertemanannya dengan
orang-orang yang berpengaruh tidak juga memuaskan kerinduan hatinya akan
kedamaian. Lalu suatu hari, ketika ia merasa terpuruk dan putus asa, seorang
teman membawakannya kabar baik tentang Yesus Kristus. Pada saat itulah ia
bertemu dengan Sang Raja Damai, dan pemahamannya tentang arti kedamaian dan
kepuasan yang sejati pun berubah selamanya.
Yesus berbicara tentang damai
sejahtera yang sejati itu kepada para sahabat-Nya setelah perjamuan terakhir
mereka bersama (Yoh.14). Di sanalah Ia menyiapkan mereka untuk menghadapi
peristiwa-peristiwa yang akan segera terjadi: kematian-Nya, kebangkitan-Nya,
dan kedatangan Roh Kudus. Yesus menyatakan bahwa damai sejahtera yang
diberikan-Nya tidak seperti yang diberikan dunia ini. Lewat pernyataan itu, Dia
ingin para murid tetap mengalami damai sejahtera sekalipun kesulitan mendera
mereka.
Kemudian, ketika Yesus telah
bangkit muncul di hadapan para murid yang ketakutan setelah kematian-Nya, Dia
menyapa mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Yoh.20:19). Pada saat
itulah Yesus mengajak mereka, dan juga kita, untuk kembali mempercayai apa yang
telah diperbuat-Nya bagi kita semua. Dengan mempercayai-Nya, kita pun menerima
kepastian yang jauh lebih meyakinkan daripada perasaan kita yang selalu berubah
– ubah.
Bapa
Surgawi, Engkau
memberikan damai sejahtera kepada orang yang hatinya percaya sepenuhnya
kepada-Mu. Tolong kami untuk percaya kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah
Gunung Batu kami yang kekal.
-
AMY BOUCHER PYE
Yesus datang untuk memberikan
damai sejahtera ke dalam hidup dan dunia kita.