MINGGU III SESUDAH PENTAKOSTA
MINGGU, 5 JUNI 2016 || Pembukaan Bulan Pelkes || Hari
Lingkungan Hidup Nasional
RENUNGAN PAGI
¯GB. 226 : 1 – Berdoa
DISURUH DAN DITUGASKAN
Kisah Para Rasul 11 : 19 - 30
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Anthiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen (ay.26).
U
|
ntuk pertama kali
murid-murid Kristus disebut Kristen di tengah jemaat Anthiokhia (ay.26). Tentu
hal ini menimbulkan pertanyaan bagi kita. Bukankah sebelumnya di Yerusalem
telah ada persekutuan umat yang percaya kepada Krisuts, yaitu sejak hari
Pentakosta yang diikuti dengan pemberitaan Petrus yang membawa banyak orang
percaya kepada Kristus seperti yang diungkapkan dalam Kis. 2:41, 4:4. Jadi
mengapa justru di Antiokhia untuk pertama kali murid-murid Kristus disebut
Kristen?
Pemberian label “Kristen” ini bisa jadi dalam rangka
memberikan suatu identitas baru bagi kelompok ini untuk memisahkan mereka dari
pola ibadah dan ritual agama Yahudi. Namun dapat juga karena perkembangan
jemaat di Antiokhia yang penuh dengan kasih sehingga peduli terhadap sesame
yang terancam bahaya kelaparan (27-30). Ketika bencana kelaparan menimpa gereja
induk di Yudea, gereja di Antiokhia cepat tanggap dengan mengumpulkan bantuan
untuk meringankan penderitaan mereka. Di sinilah kita melihat bagaimana jemaat
di Antiokhia melaksanakan misinya, sehingga terlihat ciri Kristen sesungguhnya!
Diawali ketaatan sebagai orang percaya apda tugas memberitakan Injil kepada
segala bangsa, kemudian Gereja Antiokhia membangun kemandirian dan swadaya di
bawah kepemimpinan Barnabas yang penuh Roh dan iman. Selanjutnya mereka
berdiakonia dengan menyisihkan uang dan mengumpulkannya bagi mereka yang
membutuhkan (ay.29-30).
Dengan demikian kita memahami keberadaan kita sebagai
gereja yang hadir di tengah-tengah masyarakat, tidak hanya mewujudkan
persekutuannya sebagai umat Allah, namun dalam persekutuannya dengan Allah
(communion) kita disuruh atau diberi tugas oleh Allah (commission). Maka komuni
dan komisi menjadi bagian penting dari kehadiran Gereja. Demikianlah keberadaan
GPIB sebagai gereja yang mewujudkan pelayanannya tidak hanya membawa umat dalam
persekutuan dengan Allah, namun menyadari tugas yang diberikan, terutama peka
terhadap kebutuhan-kebutuhan umat dan masyarakat sekitar, sebab demikianlah
kita ber-Pelkes.
¯KJ. 424 : 1, 2
GDoa: (Jadikanlah kami gereja yang setia dalam tugas
dan menjadi berkat bagi sesama)
A.S.P/MAJI