MINGGU IV SESUDAH
PENTAKOSTA
RABU, 15 JUNI 2016
RENUNGAN PAGI
¯KJ. 335 :
1
– Berdoa
TARUHAN IMAN
Kejadian 8 : 15 – 22
...Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam (ay.22)…
Air bah surut. Nuh mendirikan mezbah dan
mempersembahkan korban bakaran. Dia tidak menunggu sampai musim panen atau
hewan berkembang biak baru memberi persembahan. Nuh sangat yakin bahwa Tuhan
yang memelihara keluarganya didalam bahtera pasti juga akan memelihara
keluarganya di alam terbuka.
Persembahan
Nuh membuahkan dua janji Tuhan. Pertama, bumi tidak akan musnah oleh air bah
lagi. Kedua, selalu akan ada pergantian musim. Memang perubahan musim tidak
selalu menyenangkan. Namun yang pasti kalau Nuh menanam, dia akan menuai. Jadi
persembahan Nuh adalah syukur atas apa yang telah
terjadi dan syukur atas apa yang akan
terjadi. Ini bukan sekedar syukur. Ini taruhan iman yang menarik.
Kita
sering melakukan ibadah pengucapan syukur kalau sudah berhasil. Kita jarang
bersyukur atas kepastian bahwa kita akan berhasil. Kita selalu bersyukur atas
masa lalu. Nuh bersyukur atas berkat masa lalu dan kepastian berkat masa depan.
Tuhan Allah memberikan jaminan berkat ke masa depan bagi Nuh.
Fajar
baru Tuhan buka lagi bagi kita. Biasanya kita menghadapi hari baru hanya dengan
memohon. Belajar dari iman Nuh kita harus berani bersyukur atas apa yang akan Tuhan berikan. Butuh keberanian
untuk membuat taruhan iman. Kalau kita yakin bahwa Tuhan pasti selalu
menyediakan yang terbaik bagi anak-anakNya, maka kita harus berani memulai pagi
ini dengan mensyukuri berkat-berkat yang akan Tuhan berikan sepanjang hari ini.
Jangan takut untuk memulai dengan syukur. Nuh telah melakukannya dan Tuhan
memberikan semua yang terbaik baginya. Ini contoh bagi kita. Lagi pula…
bukankah Tuhan Nuh adalah juga Tuhan yang kita sembah?
¯KJ. 335 : 2
GDoa : (Bapa, tolong kami hari ni untuk berjuang
meraih berkat dalam tangan-Mu yang Engkau sendiri ulurkan bagi kami).
S.Th.K/ar