MINGGU V SESUDAH PENTAKOSTA
SELASA, 21 JUNI 2016
RENUNGAN MALAM
¯KJ. 451 : 1, 2 – Berdoa
SEPAKAT MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH
Kejadian 21 : 8 – 21
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham : "Janganlah sebal hatimu karena..." (ay.12a)
Setiap tindakan yang kita lakukan mengandung konsekuensi dan kita wajib bertanggungjawab atas apapun yang kita buat. Demikian juga Abraham dan Sara saat mengambil keputusan dan sepakat mengambil Hagar sebagai Istri dan kemudian Hagar mengandung. Hal tersebut berdampak bagi perhitungan masa depan yang sedang mereka jalani sebagai satu keluarga.
Rupanya Abraham sangat mengasihi Ismael anaknya itu. Hal itu tampak ketika Sara memintanya untuk mengusir Ismael dan ibunya agar mereka pergi dan tidak tinggal bersama mereka. Abraham menunjukkan kekesalannya. Juga ketika alasan lain dikemukakan Sara bahwa ahli waris adalah Ishak anak yang dijanjikan Allah kepadanya. Pasti tidak mudah bagi Abraham sebab Abraham mengasihi Ismael, maka kesallah hati Abraham.
Kembali keputusan harus diambil oleh Abraham. Kali ini bukan apa yang semata-mata dikehendaki oleh Sara melainkan harapan Allah, sebuah keputusan yang berdasarkan tuntunan kebenaran Firman, itu dapat kita baca di ayat 12. Firman Allah memang selalu menuntun manusia saat manusia berhadapan dengan kehendak hatinya agar manusia dapat hidup seturut dengan kebenaran-Nya dan setia melakukan rencana-Nya dan bukan semau-maunya sendiri.
Belajar dari rumah tangga Abraham maka suami istri patut belajar sepakat melakukan kehendak Allah dan bukan karena keinginan hati semata, yang akan mengakibatkan kekesalan hati. Marilah memelihara damai sejahtera Allah.
Rupanya Abraham sangat mengasihi Ismael anaknya itu. Hal itu tampak ketika Sara memintanya untuk mengusir Ismael dan ibunya agar mereka pergi dan tidak tinggal bersama mereka. Abraham menunjukkan kekesalannya. Juga ketika alasan lain dikemukakan Sara bahwa ahli waris adalah Ishak anak yang dijanjikan Allah kepadanya. Pasti tidak mudah bagi Abraham sebab Abraham mengasihi Ismael, maka kesallah hati Abraham.
Kembali keputusan harus diambil oleh Abraham. Kali ini bukan apa yang semata-mata dikehendaki oleh Sara melainkan harapan Allah, sebuah keputusan yang berdasarkan tuntunan kebenaran Firman, itu dapat kita baca di ayat 12. Firman Allah memang selalu menuntun manusia saat manusia berhadapan dengan kehendak hatinya agar manusia dapat hidup seturut dengan kebenaran-Nya dan setia melakukan rencana-Nya dan bukan semau-maunya sendiri.
Belajar dari rumah tangga Abraham maka suami istri patut belajar sepakat melakukan kehendak Allah dan bukan karena keinginan hati semata, yang akan mengakibatkan kekesalan hati. Marilah memelihara damai sejahtera Allah.
¯KJ. 318 : 1, 2
GDoa : (Ya Bapa Maha Kasih, kami bersyukur untuk kekuatan kasih-Mu yang selalu menuntun kami untuk setia dan mengasihi satu sama lain).
S.H.T/js