MINGGU V SESUDAH PENTAKOSTA
JUMAT, 24 JUNI 2016
RENUNGAN MALAM
¯KJ. 282 : 1, 2 – Berdoa
HIDUP KEKRISTENAN
Roma 6 : 15 – 22
...tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran... (ay.17b)
Kepada siapa kita menyerahkan diri menunjukkan siapa yang menjadi tuan kita dan kitalah hambanya. Paulus menjelaskan bahwa dulu kita adalah hamba dosa dan kini telah menjadi hamba kebenaran sebab Kristus telah mati dan bangkit bagi kita. Mengakui kematian Kristus membuat kita mati bagi dosa dan mempercayai kebangkitan Kristus membuat kita hidup bagi Allah. Tidak ada kesempatan bagi orang percaya untuk hidup bagi Kristus dan tetap melakukan kejahatan. Paulus menyebutkan bahwa kita telah diselamatkan dan dikuduskan untuk melakukan perbuatan baik. Ia menghendaki kita menyatakan buah-buah kebenaran karena kita hidup di dalam-Nya.
Semasa remaja saya begitu tertarik dengan konsep-konsep yang saya baca dan diajarkan kepada saya yaitu tentang Kasih Allah yang menyelamatkan, pertobatan, hidup baru sebagai anak-anak Allah dan berbuah bagi kemuliaan Allah. Walaupun semula konsep-konsep itu asing bagi saya namun pelayan-pelayan Tuhan di sekitar saya dengan kasih dan ketekunan mengajarkan konsep itu kepada saya dan teman-teman saya. Ketika itu saya menjadi anggota persekutuan remaja di Bukit Sion, Balikpapan. Pemahaman ini berkembang ketika kita bertumbuh dalam pembentukan pencarian jati diri. Saya sangat bersyukur teman-teman saya melayani Tuhan dan mengasihi-Nya sampai kini. Di sini kita melihat pentingnya peletakan dasar iman dalam hidup orang percaya.
Demikianlah hidup orang Kristen dapat lebih sungguh diarahkan dalam bimbingan yang bertanggung jawab menjadikan adanya perubahan tingkah laku sebagai wujud buah-buah kebenaran mulai dari anak-anak sampai Lansia. Karena itu, gereja dan keluarga harus berperan utama dan bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengajarannya. Melalui surat Rasul Paulus untuk jemaat di Roma, Paulus juga merasa penting menyampaikan pengajaran sistematis dan sangat teologis sehubungan dengan pembentukan citra selaku pengikut Kristus. Pemahaman teologis yang benar akan melahirkan buah-buah kebenaran.
Semasa remaja saya begitu tertarik dengan konsep-konsep yang saya baca dan diajarkan kepada saya yaitu tentang Kasih Allah yang menyelamatkan, pertobatan, hidup baru sebagai anak-anak Allah dan berbuah bagi kemuliaan Allah. Walaupun semula konsep-konsep itu asing bagi saya namun pelayan-pelayan Tuhan di sekitar saya dengan kasih dan ketekunan mengajarkan konsep itu kepada saya dan teman-teman saya. Ketika itu saya menjadi anggota persekutuan remaja di Bukit Sion, Balikpapan. Pemahaman ini berkembang ketika kita bertumbuh dalam pembentukan pencarian jati diri. Saya sangat bersyukur teman-teman saya melayani Tuhan dan mengasihi-Nya sampai kini. Di sini kita melihat pentingnya peletakan dasar iman dalam hidup orang percaya.
Demikianlah hidup orang Kristen dapat lebih sungguh diarahkan dalam bimbingan yang bertanggung jawab menjadikan adanya perubahan tingkah laku sebagai wujud buah-buah kebenaran mulai dari anak-anak sampai Lansia. Karena itu, gereja dan keluarga harus berperan utama dan bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengajarannya. Melalui surat Rasul Paulus untuk jemaat di Roma, Paulus juga merasa penting menyampaikan pengajaran sistematis dan sangat teologis sehubungan dengan pembentukan citra selaku pengikut Kristus. Pemahaman teologis yang benar akan melahirkan buah-buah kebenaran.
¯KJ. 282 : 4, 5
GDoa : (Ya Tuhan, berilah Roh-Mu bagi Gereja yang mengajarkan kebenaran-Mu sehingga kami umat-Mu bertumbuh di dalam-Mu).
S.H.T/js