MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA
MINGGU, 26 JUNI 2016
RENUNGAN MALAM
¯KJ. 3 : 1, 2 – Berdoa
INDAHNYA BERPIKIR POSITIF
Mazmur 95
Sebab Tuhan adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala Allah (ay.3)
Saat duka atau musibah melanda, manusia biasanya mempertanyakan, "di mana Tuhan saat aku menderita?" Saat ketidakadilan dan kekerasan berjamur di mana-mana, manusia biasanya akan bertanya, "mengapa Tuhan diam saja?" Pertanyaan-pertanyaan ini adalah wajar dan dasariah karena kita menghayati keberadaan Tuhan yang Maha Baik dan Maha Kuasa. Memang secara umum, ada dua bentuk pendekatan dalam menjawab soal penderitaan manusia. Pendekatan yang pertama disebut apologi dan yang kedua teodise. Apologi bersifat membela habis-habisan, teodise lebih berusaha memberi dasar yang positif dan penderitaan. Jika apologi berkata, "ya pokoknya walaupun ada penderitaan, Tuhan tetap baik, titik!", teodise lebih ke arah dialog dan refleksi, "jangan-jangan, Tuhan marah dan ini hukuman-Nya," tapi bisa juga begini, "pasti Tuhan punya rencana indah dibalik semua ini walaupun saya tidak mengerti apa itu" atau, "Tuhan tahu apa yang kita rasakan, ia turut menderita dengan kita karena Ia Sobat setia yang tidak pernah meninggalkan dan Dia pasti memberi kekuatan!" Dengan demikian, kita diharapkan untuk tetap berpikir positif dan terus melangkah menjalani kehidupan ini sekalipun tumpukan persoalan bertubi-tubi menghantam kita.
Sesungguhnya, inilah keyakinan pemazmur dalam perikop Firman Tuhan kali ini. Murka Tuhan bagi umat-Nya dalam ayat 11 dipandang bukan karena kejahatan Tuhan melainkan karena teguran Tuhan atas kekerasan hati umat-Nya sendiri (ay.8-10). Oleh sebab itu tekanan untuk setia, memuji dan menyembah Tuhan diserukan dengan mulai dari ay.1-7. Sikap hati yang hormat dan taat inilah yang menurut pemazmur akan memampukan kita untuk tetap bertahan dan tidak mudah berbalik sekalipun tantangan menghadang dan menghantam. Ini teodise dari pemazmur, persoalan hidup adalah suatu kenyataan tapi pertolongan Tuhan adalah kepastian. Oleh sebab itu, daripada kita terus menggerutu dan berkeluh kesah tanpa akhir, cobalah melihat pergumulan dan penderitaan dengan positif! Andalkanlah Tuhan sembari terus memelihara ketaatan dan hormat, niscaya kehidupan dan perjuangan kita akan menjadi berarti.
Sesungguhnya, inilah keyakinan pemazmur dalam perikop Firman Tuhan kali ini. Murka Tuhan bagi umat-Nya dalam ayat 11 dipandang bukan karena kejahatan Tuhan melainkan karena teguran Tuhan atas kekerasan hati umat-Nya sendiri (ay.8-10). Oleh sebab itu tekanan untuk setia, memuji dan menyembah Tuhan diserukan dengan mulai dari ay.1-7. Sikap hati yang hormat dan taat inilah yang menurut pemazmur akan memampukan kita untuk tetap bertahan dan tidak mudah berbalik sekalipun tantangan menghadang dan menghantam. Ini teodise dari pemazmur, persoalan hidup adalah suatu kenyataan tapi pertolongan Tuhan adalah kepastian. Oleh sebab itu, daripada kita terus menggerutu dan berkeluh kesah tanpa akhir, cobalah melihat pergumulan dan penderitaan dengan positif! Andalkanlah Tuhan sembari terus memelihara ketaatan dan hormat, niscaya kehidupan dan perjuangan kita akan menjadi berarti.
¯KJ. 3 : 3
GDoa : (Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk tetap berpikir positif di tengah kondisi negatif di sekitar kami).
J.P.W/lph