MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA
MINGGU, 26 JUNI 2016
RENUNGAN PAGI
¯KJ. 341 : 1 – Berdoa
RESPON KITA : BERBUAH!
Mazmur 92 : 1 – 16
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. (ay.16)
Jika kita perhatikan bagaimana sebuah biji rambutan yang kecil lalu ditanam dan dirawat dengan baik kemudian bertumbuh menjadi pohon yang besar dan berbuah. Sungguh menakjubkan tentunya bila memerhatikan bagaimana hal itu bisa terjadi. Di sinilah kita mengakui akan karya dan campur tangan Tuhan yang menjadikan benih serta memberikan pertumbuhan sehingga menjadi berkat ketika buahnya dapat dinikmati dalam suatu proses yang panjang dan tidak mudah.
Demikianlah pemazmur yang tidak hanya mengakui karya dan campur tangan Tuhan tapi juga merespon pemeliharaan dan kebaikan Tuhan dengan nyanyian syukur karena karya Allah yang penuh kasih. Diakui bahwa, ciptaan dan karya Allah yang sedemikian agung tidak mungkin terselami oleh orang-orang yang mengandalkan kemampuannya (ay.7). Di samping itu banyak orang menganggap bahwa hal-hal rutin dalam hidup kita hanya semacam hukum alam saja atau sudah semestinya demikian. Tapi melalui sikap pemazmur uini kita belajar bahwa hal-hal rutin dalam hidup yang kita jalani ada campur tangan Allah yang luar biasa. Berikutnya, pemazmur juga memberikan gambaran bagaimana orang-orang yang memiliki hidup dekat dan takut akan Allah (ayat 13-14) pastilah akan terus bertumbuh dalam iman kepada Allah dan menghasilkan buah yang menyenangkan Allah.
Saat ini juga kita diingatkan dalam karya pelayanan dan kesaksian kita sebagai Gereja yang telah kita kerjakan dengan segala tantangan dan pergumulan yang ada di dalamnya. Pertumbuhan dan perkembangannya tentu semata-mata hanya karena kasih karunia Tuhan sehingga layaklah kita naikkan pujian dan syukur bagi-Nya sebagai respon kita yang telah memampukan kita melayani dan bersaksi. Untuk menghasilkan buah atau menjadi berkat, yaitu lewat keberadaan umat dan masyarakat sekitar yang diberdayakan sehingga mengalami peningkatan baik iman maupun kesejahteraannya.
Demikianlah pemazmur yang tidak hanya mengakui karya dan campur tangan Tuhan tapi juga merespon pemeliharaan dan kebaikan Tuhan dengan nyanyian syukur karena karya Allah yang penuh kasih. Diakui bahwa, ciptaan dan karya Allah yang sedemikian agung tidak mungkin terselami oleh orang-orang yang mengandalkan kemampuannya (ay.7). Di samping itu banyak orang menganggap bahwa hal-hal rutin dalam hidup kita hanya semacam hukum alam saja atau sudah semestinya demikian. Tapi melalui sikap pemazmur uini kita belajar bahwa hal-hal rutin dalam hidup yang kita jalani ada campur tangan Allah yang luar biasa. Berikutnya, pemazmur juga memberikan gambaran bagaimana orang-orang yang memiliki hidup dekat dan takut akan Allah (ayat 13-14) pastilah akan terus bertumbuh dalam iman kepada Allah dan menghasilkan buah yang menyenangkan Allah.
Saat ini juga kita diingatkan dalam karya pelayanan dan kesaksian kita sebagai Gereja yang telah kita kerjakan dengan segala tantangan dan pergumulan yang ada di dalamnya. Pertumbuhan dan perkembangannya tentu semata-mata hanya karena kasih karunia Tuhan sehingga layaklah kita naikkan pujian dan syukur bagi-Nya sebagai respon kita yang telah memampukan kita melayani dan bersaksi. Untuk menghasilkan buah atau menjadi berkat, yaitu lewat keberadaan umat dan masyarakat sekitar yang diberdayakan sehingga mengalami peningkatan baik iman maupun kesejahteraannya.
¯KJ. 341 : 3
GDoa : (Tuhan, biarlah kami menghasilkan buah bagi kemuliaan-Mu).
A.S.P