Skip to main content

BACAAN SABDA BINA UMAT 11.07.2016 - RENUNGAN PAGI

MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA
SENIN, 11 JULI 2016
RENUNGAN PAGI
HUT KE-35 PELKAT PKB GPIB
¯KJ 54: 1, 2 – BERDOA

BERHENTI SEJENAK DARI LINGKARAN RUTINITAS

Pengkhotbah 1 : 1 - 7

            Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia (ay.2)

Membaca bagian awal kitab Pengkhotbah ini, kita seakan dibawa pada sebuah hasil perenungan yang pesimistik. Di awal tulisannya ini, sang Pengkhotbah mengatakan bahwa segala sesuatu adalah sia-sia, teristimewa untuk apa yang diusahakan oleh manusia dengan berjerih lelah. Pengkhotbah menyatakan dengan sebuah tanda tanya : “apakah gunanya?” Kesimpulan sang Pengkhotbah ini merupakan hasil pengamatannya terhadap kenyataan alam sekelilingnya.

Ayat 4 – 7 merupakan realitas yang diangkat Pengkhotbah untuk mendukung pernyataannya ini. Generasi manusia datang dan pergi, namun bumi tetap ada. Maksudnya tidak berubah dan menjadi lebih baik. Matahari terbit dan terbenam, namun ia pun akan kembali dengan terburu-buru untuk terbit kembali. Angin yang bertiup ke selatan lalu ke utara, bahkan terus-menerus berputar, menandakan bahwa ia pun kembali dalam setiap putarannya. Demikian juga dengan air sungai yang mengalir. Ia mengalir ke laut, namun laut tidak menjadi penuh, sebab demikianlah sungai itu akan kembali mengalir melewati jalan yang sama. Semuanya berjalan seperti kegiatan berulang dalam siklus lingkaran. Jika semuanya hanya sebuah siklus pengulangan, Pengkhotbah mengatakan bahwa inilah kesia-siaan.

Tetapi, jika direnungkan kembali, Pengkhotbah bukan ingin melemahkan sikap optimistik kita, melainkan seakan ingin mengajak kita untuk berhenti sejenak. Keluar sesaat dari putaran rutinitas setiap hari. Untuk mengambil waktu jeda dan merenungkan kembali apa makna kehidupan ini. Jangan sampai kita berjuang untuk sesuatu yang kita anggap berharga, padahal hanya sebuah kesia-siaan. HUT ke-35 Pelkat PKB GPIB di hari ini merupakan momen yang baik untuk “keluar” sejenak dari kerja keras kita sebagai Kaum Bapak, dan mendapatkan kembali makna kehidupan dan pekerjaan bersama Tuhan.

¯KJ 54: 4
FDOA : (Bapa, tolonglah kami untuk selalu mendapatkan makna akan kehidupan ini).


A.K./asp

Popular posts from this blog

GB 69 ~KUMULAI DARI DIRI SENDIRI~

GB 69 ~KUMULAI DARI DIRI SENDIRI~ Bait 1 Kumulai dari diri sendiri untuk melakukan yang ter baik . Kumulai dari diri sendiri, hidup jujur dengan hikmat Tuhanku. Tekadku Tuhan: mengikut-Mu selama hidupku,  berpegang teguh kepada iman dan percayaku. Akan kumulai dari diriku melakukan sikap yang benar. Biarpun kecil dan sederhana, Tuhan dapat membuat jadi besar. Bait 2 Kumulai dari keluargaku menjadi pelaku firman-Mu. S'lalu mendengar tuntunan Tuhan, berserah pada rencana kasih-Mu. Kadang-kadang lain jawaban Tuhan atas doaku. Kupegang teguh, Tuhanku memberikan yang ter baik . Kumulai dari keluargaku, hidup memancarkan kasih-Mu. Walau 'ku lemah dan tidak layak, kua sa Tuhan menguatkan diriku.  

GB 40 ~KASIH DARI TUHANKU~

GB 40 ~KASIH DARI TUHANKU~ Bait 1 Kasih dari Tuhanku membuatku bertelut kurindukan kasih-Nya, kasih besar! Yesus jadi manu sia ; pikul dosa dunia; Sukacita nyatalah: Kasih besar! Refrein: Kasih besar! Kasih besar! Kasih Tuhanku a jaib dan besar: Kasih besar!    

GB 1 ~PUJILAH SANG PENCIPTA~

GB 1 ~PUJILAH SANG PENCIPTA~ Refrein Pujilah Sang Pencipta, mahamulia, pujilah Dia hai segala malak-Nya. Keagungan-Nya mengatasi semesta, segala yang tercipta puji nama-Nya.   Bait 1 Samud'ra raya, gunung, lembah, hewan, tumbuhan, hai bernyanyilah. Bait 2 Tua dan muda hai ikutlah, angkat sua ramu , nyanyi bergemar. Bait 3 Segala bangsa di dunia pun raja-raja mari pujilah