MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA
SELASA, 19 JULI 2016
RENUNGAN PAGI
KJ 422: 1,2 – BERDOA
BEKERJA ADALAH ANUGERAH
Pengkhotbah 9 : 7 - 10
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu dengan sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, kemana engkau akan pergi (ay.10)
Dalam teks
ini muncul sebuah semangat atau gairah positif dari Pengkhotbah terhadap
kehidupan ini. Semula yang tampaknya hampa dan sia-sia, kini berbeda.
Pengkhotbah menganjurkan kita agar kita dapat menikmati kehidupan yang
diberikan Tuhan itu dengan menikmati sesuatu yang menjadi milik atau bagian
kita, seperti makanan, minuman, pakaian, penampilan dan kehidupan rumah tangga
kita (ay.7-9). Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk bekerja, kerjakanlah
itu dengan baik. Artinya apa yang menjadi tanggung jawab kita di kantor, di
sekolah, di pabrik, di rumah, di gereja dan di masyarakat lakukanlah itu dengan
sebaik-baiknya. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk menghasilkan sesuatu dan
layak kita nikmati karena hasil kerja keras kita (ay.10).
Bekerja
merupakan keniscayaan yang melekat pada diri manusia. Allah mencipta manusia
dengan kemampuan dan potensi diri yang luar biasa. Tuhan tidak menciptakan
hanya untuk menikmati berkat-Nya saja, tanpa berusaha. Manusia dicipta Tuhan
tidak untuk berpangku tangan, melainkan untuk berlelah-lelah. Manusia yang
tidak bekerja mengingkari jati dirinya. Lagi pula, orang berkata bekerja adalah
sarana aktualisasi dan pengembangan diri. Mereka yang menyadari bahwa hidup ini
berharga walau singkat akan bersikap serius dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sebab bekerja adalah anugerah
Bekerja
secara serius adalah wujud iman Kristen. Rasul Paulus sendiri menyampaikan
pesan kepada Titus, murid yang dikasihi-Nya demikian, “Perkataan ini benar dan
akum au supaya engkau dengan yakin menegaskannya, agar mereka yang percaya
kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik.” (Titus
3:8). Pagi hari ini kita akan melaksanakan aktifitas sehari-hari, kiranya hari
ini harus lebih baik daripada hari kemarin, bukanlah sebuah slogan kosong tanpa
arti untuk dikenakan pada diri kita, namun menjadi pemicu untuk kita melakukan
yang terbaik, bagi kemuliaan Tuhan.
KJ 422: 3
FDOA : (Dengan kuasa Tuhan Yesus yang telah menjadi Roti
Hidup kami, penyertaan dan kasih sayang-Mu senantiasa kami dambakan hadir dalam
segala aktifitas kami di hari ini).
J.Y.K/hlt