Skip to main content

BACAAN SABDA BINA UMAT 21.07.2016 - RENUNGAN PAGI

MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA
KAMIS, 21 JULI 2016
RENUNGAN PAGI
KJ 424: 1 – BERDOA
JANGAN ABAIKAN KESALAHAN KECIL
Pengkhotbah 10 : 1 - 7
Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk… (ay.1)

Dalam hidup ini hal-hal sepele dan remeh-temeh seringkali kita abaikan. Celakanya kita juga sering menganggap sepele sebuah keluhan atau ketidak-puasan. Padahal masalah-masalah besar seringkali terjadi karena hal-hal yang dianggap sepele. Tentu kita masih ingat peristiwa-peristiwa kerusuhan di bangsa dan negara kita diakhir tahun 1990-an. Betul ada provokasi, betul ada pihak-pihak tertentu yang “bermain”, akan tetapi semuanya diawali dengan hal-hal sepele.

Pengkhotbah sesungguhnya sedang mengingatkan orang-orang pada zamannya, dan kita saat ini bahwa kebodohan atau kesalahan kecil dapat menghasilkan kesalahan yang fatal dan merusak semua yang baik. Pengkhotbah menganalogikannya dengan ungkapan peribahasa “lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk.” Urapan di sini menunjuk pada minyak parfum yang memang biasa dipakai untuk mengurapi. Misalnya dalam acara pelantikan seorang raja atau imam. Minyak itu dikucurkan di atas kepala seseorang. Namun sebaik apapun kualitas minyak urapan itu, jika terdapat seekor lalat mati di dalamnya, minyak dengan kualitas terbaik pun bisa menjadi rusak atau berbau busuk (ay.1). Begitulah kira-kira realitas kehidupan ini bahwa satu kesalahan kecil bisa membawa akibat yang sangat besar.

Karena itu, lebih baik berhati-hati dalam hidup ini. Orang yang berhati-hati bukan orang yang sembarangan – serampangan, tetapi orang yang penuh perhitungan dan pertimbangan, orang yang berhikmat. “Kapal yang besar bagaimanapun bisa tenggelam lantaran lubang yang sangat kecil.” Orang pun biasanya jatuh atau tersandung bukan karena batu yang besar, melainkan batu yang kecil atau kerikil. Hati orang berhikmat menuju ke hal yang baik dan jalan yang benar (ke kanan), tetapi hati orang bodoh selalu merugikan dirinya sendiri (ke kiri). Contoh, orang yang menganggap orang lain bodoh, sebenarnya justru memperlihatkan kebodohannya sendiri. Hal ini merupakan kecenderungan kita semua, yaitu menganggap semua yang tidak cocok dengan kita atau yang berbeda dengan kita sebagai orang yang salah atau bodoh. Orang yang seperti ini menjadi berbahaya karena ia tak pernah dapat menilai diri sendiri atau melihat kelemahan dan kekurangan dirinya sendiri.

KJ 424: 2
DOA : (Ya Bapa, mantapkan kaki kami untuk mengikuti-Mu selalu dalam gumul dan juang kami di kehidupan ini).

J.Y.K/hlt

Popular posts from this blog

GB 69 ~KUMULAI DARI DIRI SENDIRI~

GB 69 ~KUMULAI DARI DIRI SENDIRI~ Bait 1 Kumulai dari diri sendiri untuk melakukan yang ter baik . Kumulai dari diri sendiri, hidup jujur dengan hikmat Tuhanku. Tekadku Tuhan: mengikut-Mu selama hidupku,  berpegang teguh kepada iman dan percayaku. Akan kumulai dari diriku melakukan sikap yang benar. Biarpun kecil dan sederhana, Tuhan dapat membuat jadi besar. Bait 2 Kumulai dari keluargaku menjadi pelaku firman-Mu. S'lalu mendengar tuntunan Tuhan, berserah pada rencana kasih-Mu. Kadang-kadang lain jawaban Tuhan atas doaku. Kupegang teguh, Tuhanku memberikan yang ter baik . Kumulai dari keluargaku, hidup memancarkan kasih-Mu. Walau 'ku lemah dan tidak layak, kua sa Tuhan menguatkan diriku.  

GB 40 ~KASIH DARI TUHANKU~

GB 40 ~KASIH DARI TUHANKU~ Bait 1 Kasih dari Tuhanku membuatku bertelut kurindukan kasih-Nya, kasih besar! Yesus jadi manu sia ; pikul dosa dunia; Sukacita nyatalah: Kasih besar! Refrein: Kasih besar! Kasih besar! Kasih Tuhanku a jaib dan besar: Kasih besar!    

GB 1 ~PUJILAH SANG PENCIPTA~

GB 1 ~PUJILAH SANG PENCIPTA~ Refrein Pujilah Sang Pencipta, mahamulia, pujilah Dia hai segala malak-Nya. Keagungan-Nya mengatasi semesta, segala yang tercipta puji nama-Nya.   Bait 1 Samud'ra raya, gunung, lembah, hewan, tumbuhan, hai bernyanyilah. Bait 2 Tua dan muda hai ikutlah, angkat sua ramu , nyanyi bergemar. Bait 3 Segala bangsa di dunia pun raja-raja mari pujilah