Skip to main content

BACAAN SABDA BINA UMAT 22.07.2016 - RENUNGAN PAGI

MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA
JUMAT, 22 JULI 2016
RENUNGAN PAGI
KJ 467: 1, 2 – BERDOA
BERHIKMAT : KENDALIKAN MULUTMU
Pengkhotbah 10 : 12 - 15
Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri (ay.12)

Seorang sultan memanggil seorang ahli nujum dan menanyakan berapa lama ia akan hidup. “Paduka akan hidup sampai menyaksikan semua putera paduka wafat,” kata ahli nujumitu. Sultan menjadi murka dan memerintahkan para pengawalnya untuk menghukum mati si ahli nujum itu. Kemudian, sultan memanggil ahli nujum kedua, dan mengajukan pertanyaan yang sama. “Paduka,” kata ahli nujum itu, “hamba lihat paduka diberkati dengan umur yang panjang, begitu panjang umur paduka, sehingga melebihi semua umur keluarga paduka.” Sultan merasa senang dan menghadiahkan perhiasan emas dan perak kepada ahli nujum itu. Kedua ahli nujum itu tahu tentang kebenaran, tapi yang seorang bijaksana dan yang lain tidak.

Memang betul, yang membedakan orang yang bodoh dan orang yang berhikmat adalah dari perkataannya. Perkataan orang berhikmat penuh kebaikan, membangun, penuh dengan kemurahan hati dan memberi pengajaran bagi pendengarnya. Perkataan orang berhikmat membuat orang lain menghormati dan menghargainya. Perkataannya tidak pernah dimaksudkan untuk menghina, merendahkan, mempermalukan, mengancam dan menyerang orang lain. Sedangkan perkataan orang bodoh mencelakakan dirinya sendiri. Perkataan orang bodoh akan menjadi boomerang yang mencelakakan dirinya sendiri. Sebab perkataannya sering menyakiti orang lain dan membuat orang lain tidak menyukainya, menghindarinya, bahkan membencinya. Jadi bila ada orang yang dalam pembicaraannya suka menyalahkan dan merendahkan orang lain, lalu hanya memuji (membanggakan) diri sendiri, ini jelas bukan orang berhikmat, melainkan orang yang bodoh atau tidak bijaksana.

Bersama Pengkhotbah, Yakobus juga mengingatkan agar kita dapat mengendalikan mulut (lidah) kita dengan baik dan benar (Yak. 3:5-10). Jadi kalau kita mau jadi orang bijaksana, maka perhatikan perkataan kita, berpikir dulu sebelum berbicara.

KJ 467: 3
DOA : (Ya Bapa, ajarlah kami bertindak dan berkata-kata yang membangun sesama dan memuliakan nama-Mu).

J.Y.K/hlt

Popular posts from this blog

GB 69 ~KUMULAI DARI DIRI SENDIRI~

GB 69 ~KUMULAI DARI DIRI SENDIRI~ Bait 1 Kumulai dari diri sendiri untuk melakukan yang ter baik . Kumulai dari diri sendiri, hidup jujur dengan hikmat Tuhanku. Tekadku Tuhan: mengikut-Mu selama hidupku,  berpegang teguh kepada iman dan percayaku. Akan kumulai dari diriku melakukan sikap yang benar. Biarpun kecil dan sederhana, Tuhan dapat membuat jadi besar. Bait 2 Kumulai dari keluargaku menjadi pelaku firman-Mu. S'lalu mendengar tuntunan Tuhan, berserah pada rencana kasih-Mu. Kadang-kadang lain jawaban Tuhan atas doaku. Kupegang teguh, Tuhanku memberikan yang ter baik . Kumulai dari keluargaku, hidup memancarkan kasih-Mu. Walau 'ku lemah dan tidak layak, kua sa Tuhan menguatkan diriku.  

GB 40 ~KASIH DARI TUHANKU~

GB 40 ~KASIH DARI TUHANKU~ Bait 1 Kasih dari Tuhanku membuatku bertelut kurindukan kasih-Nya, kasih besar! Yesus jadi manu sia ; pikul dosa dunia; Sukacita nyatalah: Kasih besar! Refrein: Kasih besar! Kasih besar! Kasih Tuhanku a jaib dan besar: Kasih besar!    

GB 1 ~PUJILAH SANG PENCIPTA~

GB 1 ~PUJILAH SANG PENCIPTA~ Refrein Pujilah Sang Pencipta, mahamulia, pujilah Dia hai segala malak-Nya. Keagungan-Nya mengatasi semesta, segala yang tercipta puji nama-Nya.   Bait 1 Samud'ra raya, gunung, lembah, hewan, tumbuhan, hai bernyanyilah. Bait 2 Tua dan muda hai ikutlah, angkat sua ramu , nyanyi bergemar. Bait 3 Segala bangsa di dunia pun raja-raja mari pujilah